Kamis, 21 Oktober 2010

ANTARA NASIB DENGAN PENCURI


Ade Hermawan

Akhir-akhir ini tindak kejahatan semakin marak, pencurian kini telah menjadi salah satu pilihan profesi bagi segelintir orang, bahkan ada yang menyebut sebagai suratan taqdir. Hal tersebut tentunya merupakan suatu pemahaman yang sangat keliru, karena kebiasaan tersebut bukanlah hal yang tidak dapat dirubah. Setiap manusia memang mempunyai garis kehidupan sendiri, namun perlu diingat bahwa nasib bukanlah suatu harga mati yang tidak dapat diperbaiki.
Bukankah Sang Khaliq telah mengeluarkan sebuah sabda yang menjadi pemberi semangat bagi umat manusia, "Sesungguhnya Aku tidak akan merubah nasib suatu kaum, sehingga ia berusaha untuk merubah nasibnya sendiri". Hal ini menunjukkan pada kita bahwa nasib itu bukanlah suatu putusan akhir dari sang khaliq, sepanjang manusia mau berusaha sepanjang itu pula nasib dapat kita perbaiki. 

Bila kita lihat pemandangan sehari-hari, kejahatan sering terjadi di sekitar kita. Mulai dari hal yang paling kecil sampai masalah yang sangat besar sekalipun. Persaingan sesama pelaku usaha terkadang sering membuat mereka terperangkap dengan hal-hal yang tidak sewajarnya  ia lakukan, seorang pegawai sudah merasa biasa jika ia mengurangi jam kerja yang telah ia sepakati dengan majikannya, seorang pegawai negeri rajin ngerumpi ditengah kesibukan tugasnya, seorang ahli ilmu tak lagi mau peduli terhadap sibolot, bahkan para pejabat semakin rakus memakan uang rakyat, bukankah itu semua sama dengan yang dilakukan seorang pencuri?
Untuk itu ubahlah nasib kita agar jadi seorang manusia yang kelak tidak merugi.
Amiiin.